Telematika
Telematika atau Telekomunikasi Matematika dapat
diartikan sebagai bertemunya sebuah sistem jaringan komunikasi dengan teknologi
informasi. Telematika juga dapat disebut sebagai hubungan jarak jauh, satu arah
maupun timbal balik melalui sistem digital. Yang termasuk dalam telematika
adalah layanan dial up ke internet atau jaringan apapun yang didasarkan dalam
telekomunikasi untuk mengirimkan data.
Media komunikasi yang digunakan dalam telematika
antara lain:
·
Internet.
Dengan
menggunakan internet, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Contohnya
manusia dapat melakukan chatting dan browsing dengan adanya internet. Oleh
karena itu, internet merupakan hal yang penting dalam telematika.
·
Handphone
Selain internet,
handphone pun memiliki peranan penting. Apalagi handphone sudah berkembang
menjadi sebuah perangkat pintar. Handphone yang terhubung dengan internet sudah
pasti merupakan hal yang dapat diandalkan dalam telematika.
·
Komputer
Komputer merupakan
teknologi informasi yang dimana media ini juga dapat digunakan dalam
telematika.
Perkembangan telematika sebelum dan sesudah
kemunculan internet.
Dalam latar belakang sosial telekomunikasi dan informasi,
mulai dari radio, telegrap, dan telepon, satelit telekomunikasi, hingga ke
internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia.
Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra
satelit dan masa satelit.
Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan
teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio.
Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang
mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945,
dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para
pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk
merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah
dengan rakyat, dan antara
rakyat
dengan
rakyat. Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran
pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu,
telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai
pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator
tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran
swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur
tentang radio siaran non
pemerintah.Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi
pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi
sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral
telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka
(Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia –
termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya.
Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di
Indonesia.
Badan penyiaran
televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan
sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran
percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara
peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada
tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games,
dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
Sebelum satelit
palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat
terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi
seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL
(Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan. Gagasan
tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa
ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang
disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).
Komunikasi
tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini
berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit
Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran
terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.
Telematika di Indonesia
Perkembangan telematika di Indonesia berdasarkan
dengan fenomena yang terjadi di masyarakat. Ada tiga periode telematika yang
terjadi di Indonesia, yaitu Periode Rintisan, Pengenalan, dan Aplikasi.
1.
Periode Rintisan
Pada
periode ini, telematika seperti jaringan telepon, saluran televisi nasional,
stasiun radio nasional dan internasional serta komputer mulai dikenal di
Indonesia walaupun penggunanya masih terbatas. Sejak
ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet (National Science
Foundation) digabungkan, pertumbuhan jaringan semakin banyak, dan pada
pertengahan tahun, masyarakat mulai memandangnya sebagai internet. Periode
rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar
menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an,
teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik
Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta
dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa.
2.
Periode Pengenalan
Periode
ini berlangsung pada tahun 1990an. Di tahun itu, masyarakat sudah mulai
mengenal dan menggunakan telematika. Teknologi
telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference,
siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan
pasca kerusuhan Mei 1998. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus menghasilkan yang baru,
dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel),
rental computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat
dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak
masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital
divide).
3.
Periode Aplikasi
Awal
era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan
telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya
formal “top-down” direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No.
50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi
Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Selanjutnya,
teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh
hamper seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang
canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte,
dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference
melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000
Gigabyte), multi processor,
multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point.
Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan
gratis.
Harapan Saya Mengenai Telematika di
Indonesia
Seperti
yang kita tahu, aplikasi telematika memang cukup signifikan di Indonesia. Namun
ternyata masih banyak yang harus diperhatikan dan diperbaiki seperti masih
perlunya mensosialisasikan lebih intensif mengenai telematika kepada lapisan
masyarakat tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusia baik itu aparatur Negara
ataupun non-pemerintah harus terus ditumbuhkembangkan.
Perkembangan
telematika di Indonesia belakangan ini membawa implikasi pada berbagai bidang.
Telematika nantinya akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya dan
memperbaiki kualitas produk. Selain itu, masyarakat pun dapat mendapaat manfaat
ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Mudahnya
mengakses situs porno dan bentuk kekerasan lainnya juga dapat terealisir. Di
lain pihak, segi individualis dan sosial mungkin akan banyak menggejala di
masyarkat. Walaupun demikian, masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi
perilaku masyarakat tertentu an faktor yang sama dapat berdampak lain pada
lingkungan yang berbeda.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar