Minggu, 23 Oktober 2016

Definisi, Media Komunikasi, Perkembangan, dan Harapan Mengenai Telematika di Indonesia

Telematika
            Telematika atau Telekomunikasi Matematika dapat diartikan sebagai bertemunya sebuah sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Telematika juga dapat disebut sebagai hubungan jarak jauh, satu arah maupun timbal balik melalui sistem digital. Yang termasuk dalam telematika adalah layanan dial up ke internet atau jaringan apapun yang didasarkan dalam telekomunikasi untuk mengirimkan data.
Media komunikasi yang digunakan dalam telematika antara lain:
·         Internet.
Dengan menggunakan internet, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Contohnya manusia dapat melakukan chatting dan browsing dengan adanya internet. Oleh karena itu, internet merupakan hal yang penting dalam telematika.
·         Handphone
Selain internet, handphone pun memiliki peranan penting. Apalagi handphone sudah berkembang menjadi sebuah perangkat pintar. Handphone yang terhubung dengan internet sudah pasti merupakan hal yang dapat diandalkan dalam telematika.
·         Komputer
Komputer merupakan teknologi informasi yang dimana media ini juga dapat digunakan dalam telematika.
Perkembangan telematika sebelum dan sesudah kemunculan internet.
Dalam latar belakang sosial telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap, dan telepon, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.

Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara            rakyat  dengan            rakyat. Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang        radio siaran non pemerintah.Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.

Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
Sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan. Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).
Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.
Telematika di Indonesia
            Perkembangan telematika di Indonesia berdasarkan dengan fenomena yang terjadi di masyarakat. Ada tiga periode telematika yang terjadi di Indonesia, yaitu Periode Rintisan, Pengenalan, dan Aplikasi.
1.      Periode Rintisan
Pada periode ini, telematika seperti jaringan telepon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional serta komputer mulai dikenal di Indonesia walaupun penggunanya masih terbatas. Sejak ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet (National Science Foundation) digabungkan, pertumbuhan jaringan semakin banyak, dan pada pertengahan tahun, masyarakat mulai memandangnya sebagai internet. Periode rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa.
2.      Periode Pengenalan
Periode ini berlangsung pada tahun 1990an. Di tahun itu, masyarakat sudah mulai mengenal dan menggunakan telematika. Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital divide).
3.      Periode Aplikasi
Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya formal “top-down” direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Selanjutnya, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hamper seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Harapan Saya Mengenai Telematika di Indonesia
Seperti yang kita tahu, aplikasi telematika memang cukup signifikan di Indonesia. Namun ternyata masih banyak yang harus diperhatikan dan diperbaiki seperti masih perlunya mensosialisasikan lebih intensif mengenai telematika kepada lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusia baik itu aparatur Negara ataupun non-pemerintah harus terus ditumbuhkembangkan.
Perkembangan telematika di Indonesia belakangan ini membawa implikasi pada berbagai bidang. Telematika nantinya akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya dan memperbaiki kualitas produk. Selain itu, masyarakat pun dapat mendapaat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Mudahnya mengakses situs porno dan bentuk kekerasan lainnya juga dapat terealisir. Di lain pihak, segi individualis dan sosial mungkin akan banyak menggejala di masyarkat. Walaupun demikian, masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat tertentu an faktor yang sama dapat berdampak lain pada lingkungan yang berbeda.


Referensi








Tidak ada komentar:

Posting Komentar