Anak muda yang mempunyai semangat tinggi pasti senang apabila berada
didalam suatu komuniatas yang memperlihatkan bahwa dirinya mempunyai posisi.
Bukan hanya senang, tetapi juga bangga dan menambah pengalaman didalam bidang
tersebut. Seperti halnya saya. Saya sebagai seorang mahasiswi sekaligus remaja
muda tidak hanya ingin berdiam diri saja dirumah saat tidak ada jam di kampus
atau hanya menonton TV saja dirumah. Saya senang mengikuti berbagai
komunitas atau menjadi panitia didalam acara atau kegiatan apapun.
Sebagai
contoh, saya pernah mejadi panitia buku tahunan di sekolah saya ketika Sekolah
Menengah Atas, dan kebetulan pula saya dipilih menjadi ketua dari panitia buku
tahunan tersebut. Senang, bangga, antusiasme saya begitu tinggi pada saat itu
sehingga bermunculan ide sana sini agar menghasilkan buku tahunan yang menarik
dan dapat disukai teman-teman saya pada saat itu. Tetapi, menjadi ketua
bukanlah hal yang mudah. Kita harus mengorbankan segalanya, dari mulai uang,
waktu, mental, dan sebagainya.
Singkat
cerita, pada awal pencarian photographer terbilang cukup mudah dikarenakan
kebetulan teman dekat saya adalah seorang photographer dan lumayan pro dalam
urusan edit-mengedit. Dari segi biaya pun tidak ada masalah yang berarti saat
melakukan negosiasi harga dengan beliau. Ibaratnya, murah, aman, dan
nyaman.
Rapat yang dilakukan terus menerus pun
awalnya tidak ada masalah, sampai akhirnya kita menemukan satu masalah yang
lumayan fatal, yaitu percetakan. Sebenarnya masalah sesungguhnya adalah pada
dana. Dana yang terkumpul tidak sesuai dengan harapan kami saat itu yaitu cetak
spiral, 120 halaman, cover tebal dan warna certakan yang contrast. Pihak
percetakan pun ragu-ragu untuk menerima proyek dari kami karena takut merugikan
usahanya sendiri. Tetapi beliau memberikan pilihan untuk merombak kembali
format yang diinginkan agar lebih sederhana dan sesuai dengan budget yang ada
ataukah mencari percetakan lain.
Akhirnya, setelah dirundingkan dengan
panitia yang lain melalui rapat yang dilakukan terus menerus dengan
mengorbankan waktu, akhirnya keputusan saya sudah bulat untuk merombak saja
format buku tahunan yang sebelumnya telah disepakati. Saya memberi usul kepada
panitia lain untuk tetap menggunakan spiral pada buku, tetapi mengurangi jumlah
halaman menjadi 100 saja,lalu cover tebal diganti dengan yang lebih tipis, dan
terakhir, warna cetakan yang standart saja. Usul saya diterima oleh panitia
lain dan bersyukur pihak percetakan pun menyetujuinya dan akhirnya kendala
tersebut terselesaikan.